IGNATIUS BAGAS WIBISONO
19211143 / 3 EA17
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH
Metode ilmiah bertujuan untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan sistematis. Terdapat beberapa pengertian metode ilmiah menurut para ahli :
- (Almack, 1939), metode ilmiah merupakan cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
- (Ostle, 1975), metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Tidak semua metode bisa dikatakan ilmiah, karena itulah suatu metode ilmiah harus memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan. Kriteria yang harus digunakan dalam metode ilmiah, yaitu : berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis, perumusan masalah, menyusun hipotesis, menggunakan ukuran obyektif, menggunakan teknik kuantitatif dan atau kualitatif.
Adapun tahapan-tahapan dalam metode ilmiah, yaitu : memilih dan mendefinisikan masalah, survei data yang tersedia, merumuskan hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis), menyusun kerangka analisa dan alat-alat dalam menguji hipotesis, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisa serta membuat interpretasi, generalisasi dan membuat kesimpulan, membuat laporan penelitian.
Menurut KBBI, arti kata sikap merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan pada pendirian atau keyakinan; perilaku; bertingkah laku. Sedangkan arti kata ilmiah adalah bersifat ilmu; memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan bahwa sikap ilmiah merupakan perilaku yang dimiliki berdasarkan sifat keilmuanm ilmiah. Sikap ilmiah harus dimiliki oleh seorang ilmuwan atau akademisi dalam menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah dapat diinterpretasikan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah.
Menurut Allen Ledward, sikap ilmiah adalah “An attitude as degree of positive or negative affect associated with some pychological objects”. Yang artinya dimana sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan persaan positif atau perasaan negatif, jadi sikap ilmiah adalah sikap keilmuan (scientific attitude).
Menurut Mukayat Brotowijoyo (1985: 31-34) siikap-sikap ilmiah yang digunakan dalam penyelesaian metode ilmiah adalah sebagai berikut :
- Sikap ingin tahu.
- Sikap jujur.
- Sikap terbuka.
- Sikap toleran.
- Sikap optimis.
- Sikap berani mempertahankan kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA :
Ekim, Ezi. 2011. “Metode Ilmiah”. Dalam http://eziekim.wordpress.com/2011/03/14/metode-ilmiah/
Wiguna, Harits. 2011. “Bersikap Ilmiah”. Dalam http://www.slideshare.net/Harits_Wiguna/artikel-bersikap-ilmiah-harits-wiguna
Ardiwinata, Lisca. 2011. "Bersikap Ilmiah". Dalam http://www.slideshare.net/LiscaArdiwinata/bersikap-ilmiah
Minggu, 30 Maret 2014
tugas 1 softskill bahasa indonesia
IGNATIUS BAGAS WIBISONO
19211143 / 3 EA17
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN
Penalaran memiliki kata dasar nalar, setiap manusia pun pasti memiliki nalar. Nalar bisa sangat berpengaruh untuk kita dalam melakukan sesuatu dan mengambil keputusan. Karena nalar tidak selalu benar, nalar pun pasti bisa salah. Dalam penjelasan penalaran adalah proses berpikir sistematis yang bertujuan untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.
Penalaran berbeda dengan pengamatan, karena penalaran bisa menghasilkan konsep dan pemahaman. Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Ciri-ciri penalaran :
1. Dilakukan dengan sadar
2. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. Terarah, bertujuan
5. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. Sadar tujuan
7. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. Pola pemikiran tertentu
9. Sifat empiris rasional
Beberapa teori-teori penalaran menurut para ahli :
1. Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2. Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3. Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran merupakan proses berpikir manusia untuk menguhubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
Daftar Pustaka
Rakhmawati, Lestari. 2013. “Definisi dan Penalaran”. Dalam http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
@kartikaagustina. 2009. “Pengertian Penalaran”. Dalam http://kartikagustina.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran.html
Wikipedia. 2010. “Pengertian Penalaran”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
19211143 / 3 EA17
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN
Penalaran memiliki kata dasar nalar, setiap manusia pun pasti memiliki nalar. Nalar bisa sangat berpengaruh untuk kita dalam melakukan sesuatu dan mengambil keputusan. Karena nalar tidak selalu benar, nalar pun pasti bisa salah. Dalam penjelasan penalaran adalah proses berpikir sistematis yang bertujuan untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.
Penalaran berbeda dengan pengamatan, karena penalaran bisa menghasilkan konsep dan pemahaman. Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Ciri-ciri penalaran :
1. Dilakukan dengan sadar
2. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. Terarah, bertujuan
5. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. Sadar tujuan
7. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. Pola pemikiran tertentu
9. Sifat empiris rasional
Beberapa teori-teori penalaran menurut para ahli :
1. Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2. Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3. Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran merupakan proses berpikir manusia untuk menguhubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
Daftar Pustaka
Rakhmawati, Lestari. 2013. “Definisi dan Penalaran”. Dalam http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
@kartikaagustina. 2009. “Pengertian Penalaran”. Dalam http://kartikagustina.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran.html
Wikipedia. 2010. “Pengertian Penalaran”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
tulisan 2 softskill bahasa indonesia
IGNATIUS BAGAS WIBISONO
19211143 / 3 EA17
PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN ILMIAH
Di kalangan umum, metode biasa digunakan dalam hal-hal yang bersifat resmi. Umumnya banyak sinonim dari metode, seperti cara ataupun sistem, itulah yang sebagian besar masyarakat ketahui. Secara lebih detail, metode itu sendiri merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang terdiri dari langkah-langkah sistematis. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi secara ilmiah.
Langkah-langkah tersebut adalah identifikasi masalah, kerangka berfikir, hipotesis, desain pengujian hipotesis, desain pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan.
Menurut Suriasumantri (1991), langkah-langkah dalam metode ilmiah tersebut adalah perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah dalam metode ilmiah menunjukkan cara berpikir ilmiah yang mencakup penalaran deduksi dan induksi.
Tujuan metode ilmiah itu sendiri adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah yang bisa dipertanggungjwabkan. Secara luas tujuan metode ilmiah yaitu mendapatkan pengetahuan ilmiah, pencarian terhadap kebenaran yang diperoleh dari pemikiran logis, dan untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Daftar Pustaka
E-learning gunadarma. 2011. ”Proses Penelitian Ilmiah”. Dalam http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/04_bab_2_penelitian.pdf
girlycious09’s. 2012. “Metode Ilmiah”. Dalam http://girlycious09.wordpress.com/tag/tujuan-metode-ilmiah/
19211143 / 3 EA17
PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN ILMIAH
Di kalangan umum, metode biasa digunakan dalam hal-hal yang bersifat resmi. Umumnya banyak sinonim dari metode, seperti cara ataupun sistem, itulah yang sebagian besar masyarakat ketahui. Secara lebih detail, metode itu sendiri merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang terdiri dari langkah-langkah sistematis. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi secara ilmiah.
Langkah-langkah tersebut adalah identifikasi masalah, kerangka berfikir, hipotesis, desain pengujian hipotesis, desain pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan.
Menurut Suriasumantri (1991), langkah-langkah dalam metode ilmiah tersebut adalah perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah dalam metode ilmiah menunjukkan cara berpikir ilmiah yang mencakup penalaran deduksi dan induksi.
Tujuan metode ilmiah itu sendiri adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah yang bisa dipertanggungjwabkan. Secara luas tujuan metode ilmiah yaitu mendapatkan pengetahuan ilmiah, pencarian terhadap kebenaran yang diperoleh dari pemikiran logis, dan untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Daftar Pustaka
E-learning gunadarma. 2011. ”Proses Penelitian Ilmiah”. Dalam http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/04_bab_2_penelitian.pdf
girlycious09’s. 2012. “Metode Ilmiah”. Dalam http://girlycious09.wordpress.com/tag/tujuan-metode-ilmiah/
tulisan 1 softskill bahasa indonesia
IGNATIUS BAGAS WIBISONO
19211143 / 3 EA17
KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM KAITAN DENGAN PI
Setiap orang pasti pernah berbicara mengenai konsep, tapi sebagian besar belum megetahui sebenarnya apakah konsep itu secara harafiah. Konsep itu merupakan sekumpulan arti atau karakteristisk yang berhubungan dengan kejadian, objek, kondisi, atau situasi.(Emory dan Cooper). Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, konsep juga dibutuhkan dalam penelitian untuk memahami dan mengkomunikasikan informasi mengenai suatu objek.
Di dalam konsep terkandung batasan-batasan arti dari penamaan golongan, kategori dan klasifikasi. (Rusidi, 1997). Keberhasilan penelitian tergantung seberapa jelas konseptualisasi dan seberapa jelas pihak lain memahami konsep yang kita gunakan.
Penalaran ilmiah memiliki konsep sebagai suatu proses untuk mencapai kebenaran ilmiah.
Konsep dalam penalaran ilmiah memiliki 2 jenis metode dasar, yaitu :
a. Penalaran induktif
Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataaann-pernyataan yang ruang lingkupnya khas dan terbatas dalam menysusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
b. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah kegiatan cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Daftar Pustaka
E-learning gunadarma. 2011. ”Proses Penelitian Ilmiah”. Dalam http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/04_bab_2_penelitian.pdf
Ira. 2011. “Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif”. Dalam http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif/
19211143 / 3 EA17
KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM KAITAN DENGAN PI
Setiap orang pasti pernah berbicara mengenai konsep, tapi sebagian besar belum megetahui sebenarnya apakah konsep itu secara harafiah. Konsep itu merupakan sekumpulan arti atau karakteristisk yang berhubungan dengan kejadian, objek, kondisi, atau situasi.(Emory dan Cooper). Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, konsep juga dibutuhkan dalam penelitian untuk memahami dan mengkomunikasikan informasi mengenai suatu objek.
Di dalam konsep terkandung batasan-batasan arti dari penamaan golongan, kategori dan klasifikasi. (Rusidi, 1997). Keberhasilan penelitian tergantung seberapa jelas konseptualisasi dan seberapa jelas pihak lain memahami konsep yang kita gunakan.
Penalaran ilmiah memiliki konsep sebagai suatu proses untuk mencapai kebenaran ilmiah.
Konsep dalam penalaran ilmiah memiliki 2 jenis metode dasar, yaitu :
a. Penalaran induktif
Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataaann-pernyataan yang ruang lingkupnya khas dan terbatas dalam menysusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
b. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah kegiatan cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Daftar Pustaka
E-learning gunadarma. 2011. ”Proses Penelitian Ilmiah”. Dalam http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/04_bab_2_penelitian.pdf
Ira. 2011. “Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif”. Dalam http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif/
Langganan:
Postingan (Atom)